Kamis, 02 Mei 2013

1001 Macam Fakta Mahasiswa UGM


 


Yak pada topik kali ini, saya akan mengulas tentang macam-macam fakta mahasiswa UGM. Hal ini didasarkan atas pengamatan yang saya lakukan selama hampir dua tahun menempuh kuliah di UGM. Melihat kehidupan di kampus yang unik dengan segala dinamika yang terjadi di dalamnya, memberikan saya ide untuk menulis ini. Maksud dari 1001 di kalimat judul, ialah fakta-fakta yang saya berikan akan saya update terus dan teman-teman juga bisa memberikan ide terkait fakta-fakta di sekitar kehidupan kampus yang nantinya saya akan tambahkan di tulisan ini. Jadi fakta-fakta sekitar kehidupan kampus UGM ini akan dikupas sedetail-detailnya sampai tiada bersisa lagi. Berikut 1001 macam fakta mahasiswa UGM :
  • Mahasiswa UGM yang baru menginjakkan kakinya di Jogja pasti langsung merasa cinta Jogja, karena suasana Jogja yang nyaman dan semuanya serba murah. 
  • Mahasiswa UGM pasti semangat dan berlomba-lomba membuat karya saat musim Pekan Kreativitas Mahasiswa dimulai.
  • Mahasiswa UGM pasti pernah dapat nilai E semasa kuliahnya, dan parahnya lagi udah diulang-ulang berkali-kali tetap jelek juga, biasanya untuk mata kuliah legenda yang ada di jurusannya.
  • Mahasiswa UGM minimal tingkat 2 pasti punya dosen favorit.
  • Mahasiswa UGM pasti cepet gemuk badannya karena makan terus di Jogja. Hal ini karena makanan di Jogja murah, enak, dan banyak variasinya. Terlihat perbedaan saat pertama kali pindah ke Jogja dengan dirinya sekarang.
  • Mahasiswa UGM memanfaatkan momen wisuda untuk menunjukkan ke-solid-an suatu jurusan.
  • Mahasiswa UGM yang mempunyai kesibukan sebagai aktifis kampus relatif lulusnya lama.
  • Mahasiswa UGM paling males nyuci jaket KM/HM nya.
  • Mahasiswa UGM tingkat 4 biasanya mulai hilang dari peredaran, karena sibuk KP KKN ataupun TA.
  • Mahasiswa UGM suka ikut banyak kegiatan buat nambah koleksi sertifikat.
  • Mahasiswa UGM yang kuliah pulang kuliah pulang (kupu-kupu) cenderung study oriented.
  • Mahasiswa UGM sering memanfaatkan tangga-tangga di gedung rektorat sebelah utara untuk kegiatan foto-foto kepengurusan organisasi.
  • Mahasiswa UGM merasa sial kalau pas bulan puasa ramadhan tiba, ia masih berada di Jogja entah karena ada kegiatan organisasi, kepanitiaan, remedial, dan lain-lain. Sedih tidak bisa berkumpul bareng keluarga pas saat puasa ramadhan.
  • Mahasiswa Teknik UGM memimpikan jodohnya berasal dari FK, FKG, ataupun Psikologi. 
  • Mahasiswi FK, FKG, Psikologi UGM juga memandang cowo Teknik itu keren, jadi mimpinya sama, yaitu bisa berjodoh dengan anak Teknik. (bener ga ya hahaha)
  • Mahasiswa UGM memanfaatkan Sunmor sebagai tempat nyari dana KKN, entah itu dengan jualan atau mengamen disana secara berkelompok.
  • Mahasiswa UGM kalo ke Sunmor seengganya penasaran/ pernah mencoba yang namanya es goreng.
  • Dan biasanya di Sunmor dari sekian banyak orang disana, suka ketemu temen dan kelihatan kalo dia belum mandi.
  • Jika dilihat dari transportasi, yang bawa mobil di Teknik dikit banget bisa diitung jari, tapi kalo ke FK behhhh, mobil sepertinya jadi transportasi yang wajib digunakan. Terlihat parkir mobil yang sangat penuh sampai parkiran di dalam FK nya tidak muat.
  • Mahasiswa UGM yang berasal dari JABODETABEK, Jakarta khususnya. Kepribadiannya akan berubah, terutama dari gaya bahasa. Dari gue-elo --> aku-kamu.
  • Mahasiswa UGM khususnya cowo, burjo udah jadi langganan. Biasanya nasi telor menjadi menu favorit. Sampai-sampai sudah akrab dan udah tukeran nomer hp sama di aa burjo.
  • Kalau misal ujian open book, yang pertama dicari dan di print/fotokopi ialah soal-soal dari handbook si dosen. Dan tidak lupa dicari solution manualnya. Upaya ini cukup efektif untuk beberapa dosen.
  • Kalau pakai cheetsheet, mahasiswa yang rajin akan menulis cheetsheet di kertas A4 sampe sedetai-detailnya dengan tulisan yang kecil-kecil, mahasiswa yang males tinggal fotokopi cheetsheet punya yang rajin.
  • Pasti ada di suatu kelas yang hobinya telat, dan kita udah lumrah ngeliatnya.
  • Mahasiswa baru UGM pas awal-awal masuk masih pakai sepeda untuk transportasi ke kampus. Tetapi abis ospek fakultas dan ospek jurusan selesai langsung berganti menjadi sepeda motor.
  • Mahasiswa UGM jarang banget yang potongan rambutnya botak. Takut dikira maba.
  • Mahasiswa UGM pasti pernah makrab di Kaliurang.
  • Mahasiswa UGM memanfaatkan hari libur dengan jalan-jalan ke pantai-pantai yang ada di Wonosari, biasanya bareng-bareng dengan teman sekelas ataupun teman seorganisasi.
  • Kalau ada  teman dari asal dari daerah berkunjung, pasti diajak jalan-jalan ke Malioboro, alun-alun kidul. makan gudeg, dan kopi joss.
  • Mahasiswa UGM jarang merasakan yang namanya macet, macetnya hanya terjadi malam minggu di jalan solo saat mau menuju ke Amplaz.
  • Mahasiswa UGM kalo mau nonton bioskop hanya ada dua pilihan tempat, yaitu bioskop di Amplaz dan XXI Empire.
  • Mahasiswa UGM yang jomblo pasti sering merasa homesick dan ingin pulang terus bawaannya. Kebalikannya kalo udah punya pacar pengennya di Jogja terus dan jadi males pulang.
  • Mahasiswa UGM yang rumahnya deket-deket Jogja (Solo, Klaten, Magelang, Purwokerto, dan sekitarnya) pasti pulang terus setiap weekend.
  • Mahasiswa UGM, cowo khususnya. Umumnya tidur diatas jam 11 malam, entah itu karena main game, nonton film, ataupun belajar #cuih.
  • Mahasiswa UGM yang aktif di UKM (Gelanggang) pasti udah asik sendiri dengan dunia UKMnya. Biasanya jarang pulang ke kosan, karena lebih memilih tidur di Gelanggang. Dan katanya saking cintanya sama Gelanggang, lulusnya relatif lama.
  • Ada mahasiswa UGM yang jarang masuk kuliah, tapi pas UTS ataupun UAS dia datang !
  • Mahasiswa baru UGM diawal-awal kehidupan kuliahnya semua organisasi/UKM pengen dicobain. Mulai pertengahan tingkat 1 udah mulai mengerucut, lama-lama tinggal fokus ke satu kegiatan.
  • Mahasiswa UGM itu mempunyai ekspektasi, KKN itu ajang cari jodoh dan refreshing.
  • Mahasiswa UGM membanggakan jaket KM/HM/Organisasi yang diikuti.
  • Mahasiswa UGM memanfaatkan wifi kampus buat download dan main game online. Menghabiskan waktu sampai malam dan sampai diusir satpam.
  • Mahasiswa UGM tetep ada yang pake sandal pas kuliah walaupun mengetahui itu dilarang.
  • Mahasiswa UGM kalo mau ada kuis dari dosen, pasti terlebih dahulu mencari informasi ke kelas yang udah kuis duluan.
  • Menjelang ujian, tempat fotokopian di Pogung/sekitar kampus pasti ramai.
  • Mahasiswa Teknik UGM paling sensi kalo ditanya IP kemarin yang didapatkan.
  • Mahasiswa UGM sering minjam sepeda kampus buat jalan-jalan disekitaran kampus/pulang ke kosan untuk mengambil sesuatu.
  • Mahasiswa UGM jarang punya tipi di kosan, maka dari itu tidak update dan suka ketinggalan berita terkini.
  • Mahasiswa UGM suka bikin seminar nasional di kampus.
  • Ada mahasiswa/wi yang mengunci kamarnya malam-malam untuk telpon-telponan/skypean sama keluarga.
  • Mahasiswa UGM paling suka bikin group baru di facebook, setiap kegiatan di bikin groupnya.
  • Mahasiswa UGM suka menyelesaikan laporan H-30 menit atau parahnya H-10 sebelum praktikum.
  • Mahasiswa UGM banyak yang males balik ke GMC karena disana ga diperiksa serius, cuma dikasih obat aja.
  • Mahasiswa UGM jarang yang mengaktifkan KTMnya untuk kartu ATM.
  • Mahasiswa UGM yang aktif di kampus pasti suka melakukan rapat/forga organisasi.
  • Mahasiswa UGM kalo kelaperan di area kampus, solusinya adalah menunggu mbak-mbak penjual roti datang.
  • Mahasiswa UGM suka olahraga di sekitaran GSP.
  • Mahasiswa UGM merasa dirinya adalah calon menantu idaman.
  • Mahasiswa UGM suka fotokopi sebuah buku, dan kalau abis selesai dipakai cuma jadi pajangan dikamar biar keliatan keren.
  • Mahasiswa UGM suka mendekati senior sampai akrab untuk mendapatkan beberapa keuntungan, yaitu bisa meminjam buku, meminjam kumpulan-kumpulan soal, ataupun meminta tips trik untuk menghadapi ujian.
  • Mahasiswa UGM mempunyai ambisi saat lulus nanti akan berkarir di perusahaan multinasional.
  • Mahasiswa UGM jarang ke lembah UGM, sehingga tidak tahu ada fasilitas apa aja  yang disana.
  • Mahasiswa UGM jarang ada yang bisa jika disuruh menyanyikan hymne Universitas Gadjah Mada.
  • Mahasiswa UGM jarang ada yang tahu tanggal 19 Desember merupakan hari dies natalis UGM. Dan banyak yang mengharapkan hari itu menjadi hari libur di UGM.
  • Mahasiswa UGM yang berasal dari JABODETABEK, mempunyai kereta favorit buat transportasi balik ke kampung halaman, yaitu kereta Progo, kereta Gajahwong, kereta Senja utama Jogja, dan senja utama Solo.
  • Mahasiswa UGM yang berasal dari luar pulau Jawa hanya punya kesempatan balik ke kampung halaman pas saat libur panjang semesteran.
  • .................... -bersambung-

Peace gan~


Minggu, 28 April 2013

Pengembangan Energi Terbarukan untuk Indonesia Mandiri Energi

Kebutuhan energi semakin hari semakin meningkat, persediaan minyak dunia semakin menipis. Tidak perlu melihat dunia luar dahulu, berkaca dahulu pada persediaan minyak di Indonesia. Sesuai perkiraan, hingga awal 2013, cadangan minyak Indonesia tercatat sebesar 3,59 miliar barel. Dilihat dari kebutuhan minyak di Indonesia di berbagai sektor, kita tidak bisa lagi berharap terlalu tinggi pada sumber daya minyak atau yang biasa disebut sumber daya energi fosil ini. Begitu juga dengan gas alam, tambang, dan lain-lain yang suatu saat bisa habis pula. Melihat dari permasalahan enegi tersebut, solusi yang terbaik adalah mulai mengembangkan energi terbarukan untuk Indonesia yang lebih baik. Energi terbarukan mungkin untuk sebagian orang masih awam mendengarnya, tetapi untuk orang-orang pengamat energi pasti menyadari terdapat kekuatan besar yang tersembunyi pada energi terbarukan. Energi terbarukan dikembangkan dengan tujuan utama yaitu mempersiapkan kebutuhan energi di masa yang akan datang dimana kita tidak bisa bergantung lagi dengan energi tidak terbarukan yang akan habis. Secara sederhana, energi terbarukan didefinisikan sebagai energi yang dapat diperoleh ulang (terbarukan). Dalam banyak studi, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan energi terbarukan ini. Potensi energi tersebut dari yang baru hingga yang terbarukan, yang terdiri dari 450 MW dari mini/micro tenaga air, 50 GW dari biomasa, 4,80 KWh/m2/hari tenaga matahari, 3-6 m/s tenaga angin, dan 3 GW tenaga nuklir.

Lalu mengapa kita belum melihat perkembangan yang begitu pesat dalam sektor energi terbarukan dan energi terbarukan belum digunakan secara luas di Indonesia. Memang masih banyak kendala di berbagai sektor, yaitu dari segi pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri. Masalah terkait selama ini, belum ada kemauan pemerintah untuk mengaplikasikan dan mengomersialisasikan potensi energi terbarukan secara serius sehingga Indonesia tertinggal dari negara tetangga, contohnya saja Malaysia dan Singapura dari segi pemanfaatan energi terbarukan. Hal ini tidak boleh dianggap remeh, mengingat pengembangan energi terbarukan tidak bisa ditunda lagi karena akan memainkan peranan penting sebagai sumber energi pada masa depan. Untuk itu, diperlukan pembenahan terhadap berbagai kendala pengembangan, yang selama ini dihadapi kalangan industri dan produsen energi, baik dari sisi produksi maupun pemasaran, mengingat pengembangan energi tersebut tergantung harga keekonomiannya. Karena itu, harus komersial dan terjangkau agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik. Jika proyek pengembangan energi terbarukan bisa mencapai keekonomian (adanya margin keuntungan), maka dipastikan akan mendorong masuknya investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Tetapi, bila tidak ada pembenahan, baik dari sisi produksi maupun pemasaran, maka energi terbarukan ini akan sulit dikembangkan. Intinya komersialisasi produk energi terbarukan harus segera diperbaiki pemerintah. Sehingga pemanfaatannya bisa lebih optimal untuk menggantikan fungsi energi fosil. Masalah penting lainnya yang harus dibenahi ialah dari kebijakan yang ada saat ini, yakni belum terciptanya kedaulatan atas energi di Indonesia.Tidak ada kebijakan tentang kedaulatan energi Indonesia. Dapat kita lihat penguasaan asing terhadap sumber energi masih sangat kuat. Regulasinya sangat longgar dan pemerintah belum mau mengubahnya untuk membatasinya.

Atas semua persoalan di atas, banyak pihak mendesak untuk dilakukannya advokasi kebijakan energi nasional secara terbuka. Urutan dari kebijakan energi nasional terbuka tersebut adalah sebagai berikut; pertama, keterbukaan dalam pengelolaan energi nasional (termasuk kontrak karya, eksplorasi, eksploitasi, distribusi & pemanfaatannya). Kedua, adanya pemetaan penyebaran, pemanfaatan, kebutuhan dan target efisiensi energi di seluruh wilayah Indonesia. Ketiga, akses masyarakat terhadap energi. Keempat, kepastian penyediaan energi bagi masyarakat tidak mampu. Kelima, harga energi yang terbagi dalam pengelompokan. Keenam, riset komersialisasi dan pemanfaatan teknologi energi. Ketujuh, riset komersialisasi dan pemanfaatan teknologi sumber–sumber energi terbarukan. Kedelapan, merumuskan blue-print Pengelolaan Energi Nasional (PEN) sebagai wujud Ketahanan Energi Nasional (KEN) yang berdampak nyata pada perekonomian nasional guna mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Setelah melihat dinamika seperti itu, terkesan pemerintah acuh tak acuh terhadap pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Hal tersebut tidak benar teman-teman, pemerintah sebenernya sudah giat melakukan pengembangan di bidang energi terbarukan ini. Hanya saja masih belum berkembang dan adanya permasalahan seperti yang dibahas sebelumnya, sehingga masyarakat belum bisa merasakan manfaat energi terbarukan yang sesungguhnya. Jika ingin melihat apa saja yang sudah dilakukan pemerintah, kita dapat mengacu pada data kementerian ESDM, karena kementerian ESDM inilah yang menjadi pionir pemerintah dalam pengembangan energi terbarukan. Sampai saat ini terlihat pemerintah mulai mengembangkan potensi energi terbarukan ini di berbagai sektor. Dapat kita lihat dari berbagai kasus yang ada, dalam bidang energi tenaga surya, pemerintah akan membuka tender untuk pengembangan pembangkitan tenaga surya di tujuh puluh dua lokasi di Indonesia pada bulan ini. Dalam bidang energi panas bumi, untuk mempercepat pengembangannya pemerintah mempunyai target penambahan kapasitas pembangkitan listrik berbasis energi panas bumi 3000 Megawatt (MW), sampai dengan 5000 MW pertahun. Dalam bidang energi angin/bayu, Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) sudah mulai melakukan kajian untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga bayu/angin (PLTB) di wilayah Indonesia Timur. Rencana pengembangan PLTB tersebut diawali dengan melakukan survey lokasi yang paling memungkinkan bagi pengembang proyek percontohan PLTB di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Itu merupakan gambaran beberapa langkah yang dilakukan pemerintah saat ini. Pemerintah mempunyai target kontribusi energi baru dan terbarukan dalam bauran energi primer nasional 2025 diperkirakan mencapai 17%, yang terdiri dari biofuel 5%, panas bumi 5%, biomasa, nuklir, air, dan angin, dan batubara juga dicairkan pada 2 %. Pemerintah akan mengambil tindakan untuk menambah kapasitas pembangkit listrik Micro Hydro untuk 2.846 MW pada tahun 2025, Biomassa dari 180 MW pada tahun 2020, tenaga angin (Bayu pembangkit listrik) dari 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada 2024, dan tenaga nuklir dari 4,2 GW pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan pemerintah sebenarnya sudah membuka jalan, tinggal kita memanfaatkannya dengan bijak untuk melakukan pergerakan pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

Kamase merupakan wadah yang tepat untuk memulai ini semua, bersama orang-orang yang mempunyai idealis yang sama di dalamnya, yang dengan giat memperjuangkan pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Bergabung dengan Kamase, saya dapat menerapkan ilmu dan pengalaman yang saya punya di dalam kehidupan dengan menuangkannya melalui tulisan, ide-ide, maupun pengabdian untuk masyarakat khususnya dibidang energi terbarukan. Sebuah langkah kecil untuk mewujudkan perubahan besar, itu yang ada di dalam benak saya. Masih banyak hal yang harus dilakukan saat ini, agar masyarakat merasakan dampak positif dari energi terbarukan ini, khususnya masyarakat di desa pedalaman yang membutuhkannya.

Pengembangan energi surya mencakup penggunaan pembangkit listrik dan sistem pengangkatan air di daerah pedesaan harus lebih dilakukan secara giat saat ini, hal ini juga dapat mendukung komersialisasi surya pembangkit listrik bertenaga dengan memaksimalkan peran sektor swasta dan pengembangan industri dalam negeri bertenaga surya pembangkit listrik. Selain memanfaatkan matahari sebagai sumber energi surya, energi air juga memiliki potensi yang besar sebagai energi alternatif. Banyak sungai di Indonesia ini yang bisa dimanfaatkan membangun mikrohidro skala kecil ataupun skala besar. Dalam mengembangkan mikrohidro, pemerintah perlu untuk mengintegrasikan pembangkit listrik mikrohidro bertenaga dengan ekonomi lokal, memaksimalkan potensi irigasi untuk pembangkit listrik dan mengembangkan industri mikrohidro dalam negeri. Selanjutnya setelah membahas mengenai energi surya dan energi air, biomassa juga menjadi energi alternatif yang potensinya juga besar di Indonesia ini, mengingat Indonesia negara agraris,banyak limbah pangan yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan biomassa ini. Langkah yang diperlukan untuk pengembangan biomassa melibatkan daur ulang limbah dari pertanian dan industri kehutanan sebagai sumber energi yang terintegrasi dengan industri masing-masing, mengintegrasikan pengembangan biomassa dengan pengembangan ekonomi lokal, meningkatkan fabrikasi teknologi konversi energi biomassa termasuk sektor pendukungnya, serta penelitian peningkatan dan pengembangan daur ulang limbah, termasuk limbah kota, untuk energi. Terakhir yang tidak boleh ditinggalkan yaitu mengembangkan potensi energi angin. Upaya untuk mengembangkan energi angin mencakup pengembangan untuk listrik dan non listrik penggunaan (sebagai pompa untuk irigasi dan air bersih), pengembangan skala kecil (10 KW) dan skala menengah (50-100 MW) teknologi energi angin. Mengingat masih banyak pedesaan yang belum terjangkau listrik, pengembangan teknologi energi angin ini akan sangat dibutuhkan.
Berbicara mengenai idealis, mengutamakan sebuah prinsip. Saya pernah membaca sebuah surat kabar yang memberitakan, ada pemuda Indonesia yang pulang dari Jepang setelah bekerja mengembangkan turbin angin di negara itu. Pulang ke Indonesia dia mempunyai proyek besar, yaitu dengan ilmu yang ia dapat saat bekerja di Jepang, ia akan membuat dan mengembangkan turbin angin skala menengah untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Karena dia melihat, potensi pengembangan energi angin di Indonesia sangat besar sekali, dan sayang jika tidak dimanfaatkan. Hal seperti inilah yang patut kita contoh, pengabdian seseorang warga negara untuk Indonesia. Walaupun sudah sukses di negeri orang, tetapi tidak melupakan Indonesia dan dengan kelimuan dan pengalaman yang dimiliki ingin memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk Indonesia. Jika banyak orang seperti ini, bukan hal yang aneh lagi jika Indonesia akan cepat berkembang di segala bidang. Saya juga pernah berbincang dengan salah seorang teman,” kamu kalo udah lulus nanti, apakah kamu akan memilih karir di bidang perminyakan? ” . Ia melanjutkan pembicaraan,” kalo misal kamu memilih bidang itu, berarti kamu tidak idealis. Jika ingin totalitas bekerjalah untuk perusahaan energi terbarukan, salah satunya GIZ, perusahaan Jerman yang bergerak di bidang energi terbarukan ”. Lalu saya berkata,” kalau ingin benar-benar idealis dan totalitas, bukannya lebih baik bekerja untuk Indonesia, dibandingkan kamu bekerja di perusahaan Jerman itu. Indonesia lebih membutuhkan tenaga dan pikiranmu untuk mengembangkan energi terbarukan dalam negeri. Kalau ingin bercita-cita lebih besar, saya akan membangun perusahaan energi terbarukan di Indonesia. Hal ini lebih akan menimbulkan dampak yang luar biasa untuk Indonesia, dari segi pengembangan energi bisa terwujud dan dari segi kesejahteraan rakyat Indonesia akan lebih baik ”. Dengan mimik yang serius, lalu teman saya berkata,” oke, Bismillah ayo kita wujudkan bersama! ”.
Kalau hidup itu mimpi, dan mimpi itu hidup, semuanya memang akan lebih mudah. Tapi apakah kita hanya ingin bermimpi saja tanpa melakukan sesuatu. Mulailah bergerak meskipun itu langkah kecil, dengan langkah kecil itulah akan timbul perubahan yang besar yang tidak akan engkau duga. Bukankah saat kita memulai sesuatu, itu berarti kita maju satu langkah untuk mengakhirinya.
Referensi:

Rabu, 27 Maret 2013

Solar Water Pumping System di Panggang,Imogiri Bantul


SWPS Panggang

Nah ditulisan sebelumnya yang sudah membahas mengenai solar water pumping system (SWPS) di Tepus,Gunung Kidul. Pada tulisan kali ini saya akan membahas instalasi SWPS di Panggang,Imogiri Bantul. Latar belakangnya pembangunan SWPS di Panggang ini sama seperti pada di Tepus,yaitu karena warga-warga di desa tersebut jauh kalau ingin mengambil air. Mereka harus berjalan sejauh 1,6 km untuk sampai di sumber mata air,belum lagi saat mereka harus pulang kembali ke rumah dengan memikul air. Perjuangan yang berat bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan air. Maka dari itu instalasi SWPS diperlukan di desa ini.

Jadi sejarahnya bisa terbangun SWPS ini juga patut kita ketahui,karena merupakan sebuah momen dahsyat yang ga boleh dilupakan. Dimulai tahun 2003 yang mulai survey ke desa tersebut untuk mengkaji permasalahan yang ada. Tetapi belum langsung ada follow up yang berarti. Lalu akhirnya tahun 2007,senior-senior Teknik Fisika UGM memenangi kejuaran bergengsi yaitu Mondialogo Engineering Award dan katanya sih hadiahnya itu sekitar 20.000 Euro. Coba aja kalo di konversi ke rupiah berapa tuh jadinya,yang pastinya sangat banyak. Nah dari hasil menang lomba tersebut,rencananya digunakan untuk membangun instalasi SWPS di Panggang ini.
Setelah itu pada tahun 2008 mulai dilakukan penjajakan KKN,yang dilakukan pada KKN 2008 ini ialah sosialisasi ke warga. Sosialisasi akan dibangun sistem panel surya,dan dijelaskan secara detail ke warga. Lalu pada KKN tahun 2009 mulai dibangun instalasi SWPS secara menyeluruh.
Terakhir pada KKN tahun 2010 yaitu penjelasan ke warga gimana caranya biar sistemnya suistanable di desa tersebut. Jadi maksudnya misal masang teknologi ke masyarakat sekedar kita kasi aja,terus kita tinggal,bisa dipastikan SWPS tersebut ga bakal bertahan lama di desa tersebut dan kerja keras membangunnya akan sia-sia. Maka dari itu masyarakat harus tau sehingga bisa merawatnya juga. Tetapi berbeda halnya jika ada kerusakan yang bener-bener serius,baru dari pihak mahasiswa datang untuk memperbaikinya.

Kembali ke topik utama mengenai instalasi SWPS,pertama kita membahas pompanya dulu nih.

Instalasi Pompa

Pompanya ga keliatan karena ada dibawah beton. Orang-orang biasa nyebutnya pompa DC,tapi sebenernya pompa AC,yaitu AC 3 fase.Kenapa bisa demikian? Karena pompa inputannya AC,cuma orang-orang ngeliatnya dari sistem outputannya yaitu listrik DC. Sebenernya ada inverter di panel suryanya,yang mengonverter dari DC ke AC,baru dari AC masuk ke pompa.
Pompa SWPS nya cuma satu yaitu pake Lorentz 1200 helicarotor. Jadi pompa Lorentz ada dua yaitu tipe C dan Helic. C itu pake prinsip sentrifugal jadi biar gampang dibayanginnya tuh kaya mangkuk-mangkuk yang disusun jadi dia muter. Nah kalo Helic itu pake prinsip helic semacam spiral gitu gerakannya.
Pompanya pernah ganti,soalnya tahun 2010 kebakar pompanya. Kenapa bisa kebakar? karena pompa dilengkapi sensor dan harus masuk kedalam air. Ketika air mau kering,pompa harus mati. Kalo dalam kondisi operasi dan airnya kering,maka pompa akan kebakar.
Daya pompa 300-600 watt,jadi si pompa baru bisa jalan kalo dapet inputan minimal sebesar 300 watt.
Sistem distribusi ke rumah-rumah warga: Pompa memompa air ke reservoar,reservoar ini tempatnya paling tinggi. Jadi disalurin kerumah-rumah warga tinggal pake prinsip gravitasi. Yang nantinya tinggal di tampung di HU yang ada dirumah setiap warga. (HU=Hidrant Unit)

 Instalasi Pompa

Jika dilihat dari atas

Untuk kondisi saat ini sensornya sedang dimatikan,dulu pernah rusak. Jadi karena ga pake sensor,kerjanya jadi manual. Kalo di reservoar airnya kering mau abis atau keadaan sebaliknya udah penuh airnya di reservoar,pompa akan tetap menyalurkan air ke atas. Kalo sensor masi bagus,ketika tandon di atas penuh,dia akan mati sendiri,begitu juga saat air kering maka pompa akan mati sendiri.
Selang yang terlihat melintang yang juga tersambung pada pompa menggunakan HDPE (High Density Polyetilena). Bahannya polyetilena,jadi lentur.

 Sumber air

Pada foto diatas merupakan sumber mata air yang berada di desa tersebut. Yang dimanfaatkan warga desa untuk kebutuhan air sehari-hari.

Ada sungai kecil yang dimanfaatkan warga untuk sekedar mencuci atau mengairi sawah mereka.


Dari tadi bahas pompa terus,bahas panel suryanya mana?? okeoke sabar. Nih sekarang saatnya membahas tuntas dan secara detail mengenail panel suryanya.

Nah nih penampakan panel suryanya kalo diliat dari tempat pompa yang pertama. Saking jauhnya di atas gunung jadi keliatan kecil kan. Ayo coba kita berjalan ke atas untuk ngeliat panelnya.

Perjalanan ke atas

 Perjalanan ke atas yang butuh perjuangan

Nah udah mulai keliatan kan panelnya,tapi masi keliatan kecil sih...oke ayo kita mendekat lagi.

  Panel surya Panggang

  Panel surya Panggang

View jika dilihat dari atas

Dengan perjalanan mendaki yang cukup melelahkan,akhirnya tiba diatas dan melihat secara jelas panel suryanya.

Jadi di Panggang ini,ada 12 panel surya,dengan voltasenya 9 volt,per panel menghasilkan 100 watt peak,jadi 12 buah menghasilkan daya maksimal 1200 watt peak. Tapi ingat,secara faktanya tidak akan panel surya menghasilkan daya output yang maksimal,karena berbagai faktor yang ada.
Untuk bisa menyalakan pompa,pompa harus diberi input minimal 300 watt,dari panel surya paling yang terpakai hanya 10%-20% nya saja.

Nah pasti pada timbul pertanyaan nih,gimana sih cara nentuin letak dari panel surya ini? apa cuma asal taro sesuai keinginan hati? atau gimana?
Oke jadi jawabannya,menentukan lokasi panel surya di suatu daerah itu ada dua jenis cara. Cara pertama yaitu dengan pemetaan topografi,yang dilakukan di Panggang. Dan cara kedua yaitu dengan menggunakan peta profil,yang dilakukan di Tepus.
Jadi topografi itu 3D,sedangkan peta profil itu 2D. Nah pertimbangan mengapa di Panggang pake pemetaan topografi? karena daerahnya lebih enak jika di ilustrasiin pake 3D. Sedangkan di Tepus kan daerahnya ekstrem,jadi lebih enak bila menggunakan ilustrasi 2D.

Pemilihan lokasi panel itu yang sama sekali ga kena shadow/bayangan,karena shadow mengurangi efisiensi dari panel surya itu sendiri. Intinya nyari lokasi panel yang sepanjang hari bisa kena cahaya dan dia tidak terhalang sama sekali oleh benda apapun.

Terus ada pertanyaan lagi nih,kenapa ga dipasang diatas bukit aja?

Jawabannya adalah di balik bukit itu kan langsung laut,jadi biar ga terkena uap dari air laut,kalo angin laut kan bawa uap dari air laut. Takutnya nanti kalo kena uap dari laut,gampang korosi seperangkat panelnya itu. Soalnya terbuat dari besi kan.

Ada hal lain lagi nih yang menarik,panel surya itu dihadapkan ke utara. Loh kok bisa? jadi alasannya biar ga ada shadow. Jawa kan berada di selatan khatulistiwa,nah matahari bergeraknya di sekitar khatulistiwa aja. Jadi panel dihadapkan ke utara.

 SWPS Panggang

 SWPS Panggang


Di desa ini selain ada SWPS milik Teknik Fisika UGM,ada juga PDAM. Ada sebagian masyarakat yang menggunakan SWPS dan sebagian lagi memakai PDAM. Kekurangannya kalau yang PDAM,belum bisa menjangkau wilayah-wilayah yang jauh. Wilayah yang jauh bisa dijangkau dengan SWPS. SWPS sudah menyuplai ke 30 KK.

 Pipa PDAM

Untuk soal biaya,per bulan biaya PDAM itu sekitar 50 ribuan,nah kalo memakai SWPS,per bulan dikenakan biaya 15 ribuan. Ada suatu badan organisasi yang mengelola dari SWPS itu sendiri yaitu OPAKg,yang singakatan dari Organisasi Pengelolaan Air Kaligede. Anggotanya ialah orang-orang dari desa tersebut. Nah masyarakat membayar tiap bulan untuk SWPS ke OPAKg tersebut. Setiap KK membayar 15 rb,jadi 30 KK=450 rb. Dari uang yang terkumpul bisa digunakan untuk maintenance,misalnya suatu waktu ada kabel rusak,maka bisa diganti dengan menggunakan iuran per bulan itu.
Tugas pengelola dibentuk sama anak-anak KKN juga. Jadi yang anak teknik mempersiapkan sistem teknisnya,yang anak sosial mempersiapkan sistem sosialnya. Jadi keduanya bisa saling kerjasama,agar sistem yang ada bisa berjalan sampai lama.

 Landscape Pedesaan

Yang terakhir jika teman-teman ingin merancang atau membuat instalasi SWPS ini,berikut langkah-langkah yang harus dilakukan:
1. Survey lokasi dulu kebutuhan air berapa.
2. Dipetakan dulu,kira-kira tandonnya ditaruh mana dilokasi yang strategis. Biasanya memilih tempat paling tinggi di daerah tersebut,agar distribusi mudah.
3. Terus dicari sumber airnya dimana,jadi ada sumber air,ada calon tujuan distribusinya kemana.
4. Baru abis itu dipetakan,jarak yang paling straight itu kemana. Kenapa straight? karena biar headloss kecil. Setelah itu dirancang jalur pemipaannya gimana,lalu dihitung deh tuh pake ilmu mekanika fluida yang prinsip headloss. Jadi ada headloss mayor sama minor (untuk lebih detail buka kembali buku mekfludmu). Nah setelah didapat headlossnya ditotal deh akhirnya. Contoh: misal ketinggian real ditempat tersebut 90 + headloss misalkan 80. Berarti totalnya 170. Selanjutnya kita harus mencari spesifikasi pompa yang karakteristik headnya lebih dari 170,agar pompa bekerja maksimal di daerah tersebut.
5. Setelah pompa dapat,selanjutnya adalah merancang sistem tenaganya.
Jadi intinya merancang terbalik,dari kebutuhannya dahulu baru ketenagaannya terakhir.


Oke semoga informasi yang disajikan bisa bermanfaat dan bisa menginspirasi teman-teman semua untuk mengembangkan potensi energi terbarukan di Indonesia. Maaf bila ada kesalahan,saya dengan senang hati menerima saran,kritik,dan koreksi yang membangun,akhir kata Wassalammualaikum.....

Salam,                            

Narendra Widianto