Minggu, 28 April 2013

Pengembangan Energi Terbarukan untuk Indonesia Mandiri Energi

Kebutuhan energi semakin hari semakin meningkat, persediaan minyak dunia semakin menipis. Tidak perlu melihat dunia luar dahulu, berkaca dahulu pada persediaan minyak di Indonesia. Sesuai perkiraan, hingga awal 2013, cadangan minyak Indonesia tercatat sebesar 3,59 miliar barel. Dilihat dari kebutuhan minyak di Indonesia di berbagai sektor, kita tidak bisa lagi berharap terlalu tinggi pada sumber daya minyak atau yang biasa disebut sumber daya energi fosil ini. Begitu juga dengan gas alam, tambang, dan lain-lain yang suatu saat bisa habis pula. Melihat dari permasalahan enegi tersebut, solusi yang terbaik adalah mulai mengembangkan energi terbarukan untuk Indonesia yang lebih baik. Energi terbarukan mungkin untuk sebagian orang masih awam mendengarnya, tetapi untuk orang-orang pengamat energi pasti menyadari terdapat kekuatan besar yang tersembunyi pada energi terbarukan. Energi terbarukan dikembangkan dengan tujuan utama yaitu mempersiapkan kebutuhan energi di masa yang akan datang dimana kita tidak bisa bergantung lagi dengan energi tidak terbarukan yang akan habis. Secara sederhana, energi terbarukan didefinisikan sebagai energi yang dapat diperoleh ulang (terbarukan). Dalam banyak studi, Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam pengembangan energi terbarukan ini. Potensi energi tersebut dari yang baru hingga yang terbarukan, yang terdiri dari 450 MW dari mini/micro tenaga air, 50 GW dari biomasa, 4,80 KWh/m2/hari tenaga matahari, 3-6 m/s tenaga angin, dan 3 GW tenaga nuklir.

Lalu mengapa kita belum melihat perkembangan yang begitu pesat dalam sektor energi terbarukan dan energi terbarukan belum digunakan secara luas di Indonesia. Memang masih banyak kendala di berbagai sektor, yaitu dari segi pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri. Masalah terkait selama ini, belum ada kemauan pemerintah untuk mengaplikasikan dan mengomersialisasikan potensi energi terbarukan secara serius sehingga Indonesia tertinggal dari negara tetangga, contohnya saja Malaysia dan Singapura dari segi pemanfaatan energi terbarukan. Hal ini tidak boleh dianggap remeh, mengingat pengembangan energi terbarukan tidak bisa ditunda lagi karena akan memainkan peranan penting sebagai sumber energi pada masa depan. Untuk itu, diperlukan pembenahan terhadap berbagai kendala pengembangan, yang selama ini dihadapi kalangan industri dan produsen energi, baik dari sisi produksi maupun pemasaran, mengingat pengembangan energi tersebut tergantung harga keekonomiannya. Karena itu, harus komersial dan terjangkau agar bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dengan baik. Jika proyek pengembangan energi terbarukan bisa mencapai keekonomian (adanya margin keuntungan), maka dipastikan akan mendorong masuknya investor, baik dari dalam maupun luar negeri. Tetapi, bila tidak ada pembenahan, baik dari sisi produksi maupun pemasaran, maka energi terbarukan ini akan sulit dikembangkan. Intinya komersialisasi produk energi terbarukan harus segera diperbaiki pemerintah. Sehingga pemanfaatannya bisa lebih optimal untuk menggantikan fungsi energi fosil. Masalah penting lainnya yang harus dibenahi ialah dari kebijakan yang ada saat ini, yakni belum terciptanya kedaulatan atas energi di Indonesia.Tidak ada kebijakan tentang kedaulatan energi Indonesia. Dapat kita lihat penguasaan asing terhadap sumber energi masih sangat kuat. Regulasinya sangat longgar dan pemerintah belum mau mengubahnya untuk membatasinya.

Atas semua persoalan di atas, banyak pihak mendesak untuk dilakukannya advokasi kebijakan energi nasional secara terbuka. Urutan dari kebijakan energi nasional terbuka tersebut adalah sebagai berikut; pertama, keterbukaan dalam pengelolaan energi nasional (termasuk kontrak karya, eksplorasi, eksploitasi, distribusi & pemanfaatannya). Kedua, adanya pemetaan penyebaran, pemanfaatan, kebutuhan dan target efisiensi energi di seluruh wilayah Indonesia. Ketiga, akses masyarakat terhadap energi. Keempat, kepastian penyediaan energi bagi masyarakat tidak mampu. Kelima, harga energi yang terbagi dalam pengelompokan. Keenam, riset komersialisasi dan pemanfaatan teknologi energi. Ketujuh, riset komersialisasi dan pemanfaatan teknologi sumber–sumber energi terbarukan. Kedelapan, merumuskan blue-print Pengelolaan Energi Nasional (PEN) sebagai wujud Ketahanan Energi Nasional (KEN) yang berdampak nyata pada perekonomian nasional guna mendukung pembangunan nasional yang berkelanjutan.

Setelah melihat dinamika seperti itu, terkesan pemerintah acuh tak acuh terhadap pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Hal tersebut tidak benar teman-teman, pemerintah sebenernya sudah giat melakukan pengembangan di bidang energi terbarukan ini. Hanya saja masih belum berkembang dan adanya permasalahan seperti yang dibahas sebelumnya, sehingga masyarakat belum bisa merasakan manfaat energi terbarukan yang sesungguhnya. Jika ingin melihat apa saja yang sudah dilakukan pemerintah, kita dapat mengacu pada data kementerian ESDM, karena kementerian ESDM inilah yang menjadi pionir pemerintah dalam pengembangan energi terbarukan. Sampai saat ini terlihat pemerintah mulai mengembangkan potensi energi terbarukan ini di berbagai sektor. Dapat kita lihat dari berbagai kasus yang ada, dalam bidang energi tenaga surya, pemerintah akan membuka tender untuk pengembangan pembangkitan tenaga surya di tujuh puluh dua lokasi di Indonesia pada bulan ini. Dalam bidang energi panas bumi, untuk mempercepat pengembangannya pemerintah mempunyai target penambahan kapasitas pembangkitan listrik berbasis energi panas bumi 3000 Megawatt (MW), sampai dengan 5000 MW pertahun. Dalam bidang energi angin/bayu, Perusahaan Listrik Negara (PLN persero) sudah mulai melakukan kajian untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga bayu/angin (PLTB) di wilayah Indonesia Timur. Rencana pengembangan PLTB tersebut diawali dengan melakukan survey lokasi yang paling memungkinkan bagi pengembang proyek percontohan PLTB di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Itu merupakan gambaran beberapa langkah yang dilakukan pemerintah saat ini. Pemerintah mempunyai target kontribusi energi baru dan terbarukan dalam bauran energi primer nasional 2025 diperkirakan mencapai 17%, yang terdiri dari biofuel 5%, panas bumi 5%, biomasa, nuklir, air, dan angin, dan batubara juga dicairkan pada 2 %. Pemerintah akan mengambil tindakan untuk menambah kapasitas pembangkit listrik Micro Hydro untuk 2.846 MW pada tahun 2025, Biomassa dari 180 MW pada tahun 2020, tenaga angin (Bayu pembangkit listrik) dari 0,97 GW pada tahun 2025, surya 0,87 GW pada 2024, dan tenaga nuklir dari 4,2 GW pada tahun 2024. Hal ini menunjukkan pemerintah sebenarnya sudah membuka jalan, tinggal kita memanfaatkannya dengan bijak untuk melakukan pergerakan pengembangan energi terbarukan di Indonesia.

Kamase merupakan wadah yang tepat untuk memulai ini semua, bersama orang-orang yang mempunyai idealis yang sama di dalamnya, yang dengan giat memperjuangkan pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Bergabung dengan Kamase, saya dapat menerapkan ilmu dan pengalaman yang saya punya di dalam kehidupan dengan menuangkannya melalui tulisan, ide-ide, maupun pengabdian untuk masyarakat khususnya dibidang energi terbarukan. Sebuah langkah kecil untuk mewujudkan perubahan besar, itu yang ada di dalam benak saya. Masih banyak hal yang harus dilakukan saat ini, agar masyarakat merasakan dampak positif dari energi terbarukan ini, khususnya masyarakat di desa pedalaman yang membutuhkannya.

Pengembangan energi surya mencakup penggunaan pembangkit listrik dan sistem pengangkatan air di daerah pedesaan harus lebih dilakukan secara giat saat ini, hal ini juga dapat mendukung komersialisasi surya pembangkit listrik bertenaga dengan memaksimalkan peran sektor swasta dan pengembangan industri dalam negeri bertenaga surya pembangkit listrik. Selain memanfaatkan matahari sebagai sumber energi surya, energi air juga memiliki potensi yang besar sebagai energi alternatif. Banyak sungai di Indonesia ini yang bisa dimanfaatkan membangun mikrohidro skala kecil ataupun skala besar. Dalam mengembangkan mikrohidro, pemerintah perlu untuk mengintegrasikan pembangkit listrik mikrohidro bertenaga dengan ekonomi lokal, memaksimalkan potensi irigasi untuk pembangkit listrik dan mengembangkan industri mikrohidro dalam negeri. Selanjutnya setelah membahas mengenai energi surya dan energi air, biomassa juga menjadi energi alternatif yang potensinya juga besar di Indonesia ini, mengingat Indonesia negara agraris,banyak limbah pangan yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan biomassa ini. Langkah yang diperlukan untuk pengembangan biomassa melibatkan daur ulang limbah dari pertanian dan industri kehutanan sebagai sumber energi yang terintegrasi dengan industri masing-masing, mengintegrasikan pengembangan biomassa dengan pengembangan ekonomi lokal, meningkatkan fabrikasi teknologi konversi energi biomassa termasuk sektor pendukungnya, serta penelitian peningkatan dan pengembangan daur ulang limbah, termasuk limbah kota, untuk energi. Terakhir yang tidak boleh ditinggalkan yaitu mengembangkan potensi energi angin. Upaya untuk mengembangkan energi angin mencakup pengembangan untuk listrik dan non listrik penggunaan (sebagai pompa untuk irigasi dan air bersih), pengembangan skala kecil (10 KW) dan skala menengah (50-100 MW) teknologi energi angin. Mengingat masih banyak pedesaan yang belum terjangkau listrik, pengembangan teknologi energi angin ini akan sangat dibutuhkan.
Berbicara mengenai idealis, mengutamakan sebuah prinsip. Saya pernah membaca sebuah surat kabar yang memberitakan, ada pemuda Indonesia yang pulang dari Jepang setelah bekerja mengembangkan turbin angin di negara itu. Pulang ke Indonesia dia mempunyai proyek besar, yaitu dengan ilmu yang ia dapat saat bekerja di Jepang, ia akan membuat dan mengembangkan turbin angin skala menengah untuk dimanfaatkan sebagai sumber energi terbarukan. Karena dia melihat, potensi pengembangan energi angin di Indonesia sangat besar sekali, dan sayang jika tidak dimanfaatkan. Hal seperti inilah yang patut kita contoh, pengabdian seseorang warga negara untuk Indonesia. Walaupun sudah sukses di negeri orang, tetapi tidak melupakan Indonesia dan dengan kelimuan dan pengalaman yang dimiliki ingin memberikan sesuatu yang bermanfaat untuk Indonesia. Jika banyak orang seperti ini, bukan hal yang aneh lagi jika Indonesia akan cepat berkembang di segala bidang. Saya juga pernah berbincang dengan salah seorang teman,” kamu kalo udah lulus nanti, apakah kamu akan memilih karir di bidang perminyakan? ” . Ia melanjutkan pembicaraan,” kalo misal kamu memilih bidang itu, berarti kamu tidak idealis. Jika ingin totalitas bekerjalah untuk perusahaan energi terbarukan, salah satunya GIZ, perusahaan Jerman yang bergerak di bidang energi terbarukan ”. Lalu saya berkata,” kalau ingin benar-benar idealis dan totalitas, bukannya lebih baik bekerja untuk Indonesia, dibandingkan kamu bekerja di perusahaan Jerman itu. Indonesia lebih membutuhkan tenaga dan pikiranmu untuk mengembangkan energi terbarukan dalam negeri. Kalau ingin bercita-cita lebih besar, saya akan membangun perusahaan energi terbarukan di Indonesia. Hal ini lebih akan menimbulkan dampak yang luar biasa untuk Indonesia, dari segi pengembangan energi bisa terwujud dan dari segi kesejahteraan rakyat Indonesia akan lebih baik ”. Dengan mimik yang serius, lalu teman saya berkata,” oke, Bismillah ayo kita wujudkan bersama! ”.
Kalau hidup itu mimpi, dan mimpi itu hidup, semuanya memang akan lebih mudah. Tapi apakah kita hanya ingin bermimpi saja tanpa melakukan sesuatu. Mulailah bergerak meskipun itu langkah kecil, dengan langkah kecil itulah akan timbul perubahan yang besar yang tidak akan engkau duga. Bukankah saat kita memulai sesuatu, itu berarti kita maju satu langkah untuk mengakhirinya.
Referensi:

3 komentar:

  1. mas minta refrensinya dong buat macam2 energi terbrukan yg jarang di dengar org

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo mas azis, sori aku baru baca komenmu nih hehe...
      energi terbarukan yg jarang didengar orang? pernah denger ato baca informasi tentang Hemp sebagai Bahan Bakar / Sumber Energi?
      coba bac infonya disini mas.

      http://m.kaskus.co.id/thread/5086040a1a76085c3100000a/hemp-sebagai-bahan-bakar---sumber-energi

      Hapus